Jumat, 24 Februari 2012

CINTA DAN JODOH





Jika tiada cinta, dunia akan membeku. (Jalaluddin Rumi)

Apabila cinta ada dihati yang satu, pasti juga cinta ada dihati yang lain, karena tangan yang satu tak akan bisa bertepuk tanpa tangan yang lain. (Jalaluddin Rumi)

Manisnya senyum hanya bisa diketahui oleh orang-orang yang mencintai dengan hati. (Habiburrahman El-shirazy)

Hal paling sinting yang mungkin dilakukan umat manusia dimuka bumi ini sebagian besar berasal muasal dari ”cinta”. (Andrea Hirata)

Cinta adalah akar dari segala kebaikan dan keutamaan Hidup manusia. (A.Syafii Maarif)

Kalau hati telah cinta, yang berat rasanya jadi ringan, pendakian dirasa tanah latar saja, kesusahan dijadikan suatu bingkisan kasih kepada si jantung hati. Patutlah ada orang-orang ahli tasawuf yang jatuh pingsan ketika mendengar nama kekasihnya disebut orang yaitu ”Allah”. (Buya Hamka)

Cinta adalah tiang sendi segenap keutamaan di dunia ini, kalau tidak ada cinta niscaya kiamatlah dunia.(Buya Hamka)

Sayang dan benci janganlah dijadikan ukuran sebab rasa sayang menutupi mata melihat cacat dan keburukan sehingga yang tampak hanya bagusnya saja. Rasa benci menutupi mata dari melihat segala kebaikan, yang tampak hanya cacat dan buruknya saja. Maka dari itu perasaan janganlah mengalahkan akal.( Buya Hamka)

Apabila cinta kepada Allah itu sudah sempurna, maka tidak ada sesuatu kesenangan yang dapat melebihi kesenangan dalam melakukan ibadah. (Imam Al – Ghazali)

Cinta yang sejati adalah cinta di antara dua hamba Allah yang dipaterikan oleh cinta kepada Allah. Janganlah kita berkhayal kerana iblis suka meracuni jiwa yang lalai.(Buya Hamka)


Menikah itu menjanjikan pahala yang tiada putus-putus bagi yang menjadikannya gelanggang untuk mengukuhkan iman, mencintai Allah dan menjadikan surga sebagai tujuan.(Anonymous)

Menikah itu penutup dari ketidaksempurnaan insan kepada kesempurnaan insan lainnya bagi yang mengetahui rahasia-rahasianya.(Anonymous)

Menikahlah anda demi Allah dan Rasul-Nya, bukan menikah karena perasaan dan menuruti kebiasaan.(Anonymous)

Jodoh tak perlu terlalu dirisaukan, tiba masanya ia akan datang menjemput, namun anda juga perlu membuka lorong-lorongnya agar jemputan itu mudah sampai dan tidak terhalang.(Anonymous)





Berbicara tentang cinta dan jodoh memang selalu menarik untuk dibahas, terutama buat kita-kita yang masih belum kunjung memiliki pasangan hidup alias menJOMBLO :-D . dan di tulisan kali ini saya ingin berbagi kepada teman-teman tentang  CINTA + JODOH :-)

CINTA yang perlu ada pada perkiraan saya, setelah mencintai Allah dan Rasul_Nya, kedua orang tua, keluarga serta diri sendiri. Lantas terhadap siapa  lagi kah cinta itu ??

Yups... Cinta terhadap seorang manusia yang biasa disebut pria.(yang kelak akan menjadi jodoh kita)


Umur yang semakin berkurang dengan “angka” yang kian bertambah meninggalkan alam remaja dan sekarang berada dalam fase kedewasaan. Membuat saya berfikir tentang urusan jodoh. Seringkali persoalan itu ditanyakan oleh teman-teman terhadap saya.

“Gak punya pacar ya ?”

“Gak mungkinlah gak ada yang mau dengan cewek seperti kamu?”

“Mungkin kamu yang terlalu jual mahal kali?”

“Berdandan sedikit, biar cantik. Nanti pasti ada yang mau..”

“Aku sudah nikah, kamu kapan?”

Hufff... ingin melayani satu persatu pertanyaan mereka memang tidak bisa terjawab, tapi paling tidak saya katakan :

“belum ada calon dan mungkin belum jodoh juga !!!”

Membahas masalah Cinta memang tidak akan pernah ada habisnya. namun kita perlu memaknai cinta itu secara benar menurut pandangan Islam.

Cinta dalam pandangan Islam adalah suatu hal yang sakral. Islam adalah agama fitrah, sedang cinta itu sendiri adalah fitrah kemanusiaan. Allah telah menanamkan perasaan cinta yang tumbuh di hati manusia. Islam tidak pula melarang seseorang untuk dicintai dan mencintai, bahkan Rasulullah menganjurkan agar cinta tersebut di utarakan.

Apabila seseorang mencintai saudaranya maka hendaklah ia memberitahu bahwa ia mencintainya. (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzy).

Seorang muslim dan muslimah tidak dilarang untuk saling mencintai, bahkan dianjurkan agar mendapat keutamaan-keutamaan. Islam tidak membelenggu cinta, karena itu Islam menyediakan penyaluran untuk itu (misalnya lembaga pernikahan) dimana sepasang manusia diberikan kebebasan untuk bercinta.

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir (QS. Ar-Ruum: 21)

Ayat di atas merupakan jaminan bahwa cinta dan kasih sayang akan Allah tumbuhkan dalam hati pasangan yang bersatu karena Allah (setelah menikah). Jadi tak perlu menunggu jatuh cinta dulu baru berani menikah, atau pacaran dulu baru menikah sehingga yang menyatukan adalah si syetan durjana (naudzubillahi min zalik). Jadi Islam jelas memberikan batasan-batasan, sehingga nantinya tidak timbul fenomena kerusakan pergaulan di masyarakat.

Dalam Islam ada peringkat-peringkat cinta, siapa yang harus didahulukan/ diutamakan dan siapa/apa yang harus diakhirkan. Tidak boleh kita menyetarakan semuanya.

Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; Mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang beriman amat sangat cintanya kepada Allah (QS. Al-Baqarah: 165)




Menurut Syaikh Ibnul Qayyim, seorang ulama di abad ke-7, ada enam peringkat cinta (maratibul-mahabah), yaitu:

1. Peringkat ke-1 dan yang paling tinggi/paling agung adalah tatayyum, yang merupakan hak Allah semata.

...sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam (QS. Al- An’aam : 162).

...adapun orang-orang beriman amat sangat cintanya kepada Allah (QS. Al-Baqarah : 165)

Jadi ungkapan-ungkapan seperti: Kau selalu di hatiku, bersemi di dalam qalbu atau Kusebutkan namamu di setiap detak jantungku, Cintaku hanya untukmu, dll selayaknya ditujukan kepada Allah. Karena Dialah yang memberikan kita segala nikmat/kebaikan sejak kita dilahirkan, bahkan sejak dalam rahim ibu.

Jangan terbalik, baru dikasih secuil cinta sama si do’i kita sudah mau menyerahkan jiwa raga kepadanya yang merupakan hak Allah. Lupa kepada Pemberi Nikmat.

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (QS. Ar-Rahman : 13)

2. Peringkat ke-2; isyk yang hanya merupakan hak Rasulullah saw.

Cinta yang melahirkan sikap hormat, patuh, ingin selalu membelanya, ingin mengikutinya, mencontohnya, dll, namun bukan untuk menghambakan diri kepadanya.

Katakanlah (kepada mereka hai Muhammad) "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.. (QS. Ali Imran: 31)

3. Peringkat ke-3; syauq yaitu cinta antara mukmin dengan mukmin lainnya. Antara suami istri, anatar orang tua dan anak, yang membuahkan rasa mawaddah wa rahmah.

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir (QS. Ar-Ruum: 21)

4. Peringkat ke-4; shababah yaitu cinta sesama muslim yang melahirkan ukhuwah Islamiyah.

5. Peringkat ke-5; ithf (simpati) yang ditujukan kepada sesama manusia. Rasa simpati ini melahirkan kecenderungan untuk menyelamatkan manusia, berdakwah, dll.

6. Peringkat ke-6 adalah cinta yang paling rendah dan sederhana, yaitu cinta/keinginan kepada selain manusia: harta benda. Namun keinginan ini sebatas intifa (pendayagunaan/pemanfaatan).


terkadang saya suka heran sendiri ketika mendengar cerita dari seorang teman yang dengan bangga mengatakan bahwa sekarang dia sudah memiliki pacar yang sangat mencintainya, kemana2 dia ada yang mengantar, bisa nonton film bareng, pulang kerja ada yang jemput, makan malam bersama pacar, pokoknya banyak hal-hal indah yang bisa dia lewati bersama pacarnya. Perkara yang menurut saya tidak wajar dilakukan, apalagi pasangan itu belum mempunyai ikatan yang sah dan halal di “mata” Islam.

Suatu hubungan yang dijalin tanpa ada tujuan yang jelas, bukanlah suatu hubungan yang bersungguh-sungguh, melainkan hubungan terang-terangan yang berlandaskan nafsu semata.

mengagumi seseorang itu wajar,  apalagi seseorang yang pada perkiraan kita dapat melengkapi kekurangan yang ada pada diri kita. Tentu saja kita ingin  mencari seorang suami yang sholeh, smart, mudah tersenyum, tegas dalam kelembutan,lucu dan bisa membuat kita gembira. Dan yang paling penting adalah dia bisa bertanggung jawab terhadap Rabb nya ( menjaga sholat + ibadah) dan juga keluarganya.

Namun, kekaguman itu ada batasan nya. Kita harus bisa menempatkan perasaan dan hati kita pada tempat yang tepat, selagi belum mencapai Mitsaqon Gholizoh.

Pernah ada seorang pria yang melamar saya, namun lamaran nya saya tolak dengan lembut atas alasan yang menurut saya tidak perlu untuk di ungkap disini.

Sekali lagi saya katakan, ini hanya soal Jodoh. Allah mungkin punya rencana yang lebih menarik untuk saya. Terserah pada saya, apakah mau mengambil hikmah yang tersembunyi dibalik pengalaman itu atau membiarkan diri ini bertanya, kenapa kesudahannya begini dan begitu ??

Dan Alhamdulillah... kini pria itu sudah memiliki seorang istri :-)

Sedikit sedih, kenapa sampai saat ini saya belum menikah? Namun, saya bisikkan pada hati ini agar ridho dengan ketentuan Allah. Setiap hari saya belajar dari banyak hal dan pada setiap kejadiannya ada hikmah yang bisa di ambil. benar, usia yang semakin bertambah membuat diri ini cemas juga karna masih belum dipertemukan jodoh.

 “Seorang Muslim yang taat tidak akan pernah merasa kesepian, karna dia tau Allah lebih dekat dari urat nadinya sendiri”.... quotes yang saya dapat ketika menonton sebuah film. #penyemangatDiri :-)

Suatu hari, ketika sedang berkumpul dengan teman-teman lama. Ada seorang teman yang bertanya,”Sudah punya pacar belum?”suatu pertanyaan yang saya fikir agak lucu untuk di tanya. Saya hanya menjawab dengan senyuman dan menggeleng.

Dia lalu berkata, “mau gak di kenalin dengan cowok?” saya hanya senyum mendengar ucapannya. Lantas dia berkata lagi, “PeDe KaTe saja dulu, nanti klo cocok ya di lanjut jadi pacar”.... sontak saya kaget!!! Maksudnya, Pacaran pra nikah gitu? Ooww tidak bisa :-P. Saya tau, sebenarnya teman saya itu berniat baik, tapi mungkin cara nya itu yang salah.

Saya tidak mengatakan bahwa saya ini tidak pernah berbuat dosa, tapi saya berusaha untuk memperbaiki diri dan coba menghindari diri dari ketergelinciran ke arah itu.

untuk teman-teman di luar sana yang jodoh nya belum kunjung datang :

Jangan cemas dan kwatir, kamu tidak perlu merendahkan diri untuk meraih cinta seorang lelaki. Ketahuilah manis dan cantiknya seorang perempuan itu terletak pada taqwanya terhadap Allah, hatinya yang senantiasa tunduk malu terhadap hal-hal yang tidak pantas.

Ingat, jika ada lelaki yang menyatakan dia menyukaimu, tanyakan kembali padanya apa yang dia inginkan darimu. Jika dia hanya ingin bersenang-senang dan berpacaran denganmu, maka jauhkanlah dirimu darinya.

Namun, jika dia benar-benar serius dan ingin mengikat tali pernikahan,faham dan mengamalkan Al-Qur’an dan As- Sunnah,akhlaknya santun dan tawadhu,punya kedudukan keuangan yang memadai,tidak merokok, menyamankan dan mendamaikan dirimu. Maka, pertimbangkanlah permintaannya untuk menjadikan dirimu sebagai permaisuri hidupnya.

Bercerita tentang jodoh... memang,  itu adalah rahasia Allah yang sangat sulit di jangkau dalam keterbatasan pengetahuan manusia.

Walaupun itu rahasia Allah, namun kita tidak di anjurkan untuk hanya sekedar diam dan menanti jodoh datang. Pro aktif itu perlu. Carilah jodoh dengan cara yang di ridhoi dalam islam dengan begitu hubungan kamu dengan dia juga akan di ridhoi Allah, InsyaAllah.

Sekedar berbagi rasa dengan teman-teman tentang urusan jodoh saya yang masih samar :-D heheee. Berharap, semoga Allah membantu saya dalam urusan yang berhubungan dengannya serta menjauhkan saya dari berbuat maksiat hati maupun perilaku maksiat yang terang-terangan. Aamiin Allahumma aamiin.

Jika suatu saat nanti Allah mengirimkan seorang pendamping hidup untuk meraih cinta yang lebih besar yaitu cinta Ilahi, maka saya Ridho.

Saya tidak mengatakan ikhlas menerimanya karna ikhlas itu hanya Allah yang bisa menilai.

Buat teman-teman yang mungkin sedang mencari atau telah mendapatkan jodoh, saya do'akan semoga kalian benar-benar mendapatkan jodoh yang sebagaimana kalian impikan.

Ketahuilah, bahwa Allah memberikan yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan.

....Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui(QS. Al – Baqarah : 216)




Sekali lagi,

Cinta yang sejati adalah cinta di antara dua hamba Allah yang dipaterikan oleh cinta kepada Allah. Janganlah kita berkhayal kerana iblis suka meracuni jiwa yang lalai. (Buya Hamka)



GaNbatte TomodaChi!!!



Wassalam ^_^


*dari berbagai sumber*