Alhamdulillah , malam
rabu kemarin saya berkesempatan mengikuti kajian tafsir Al - Qur’an kitab
tafsir Jalalain karangan Imam Jalaluddin Al-Mahalliy dan Imam
Jalaluddin As-Suyuthi. Pengajian
mingguan yang di adakan setiap hari selasa malam rabu di Masjid Darul Ikhwan,
Bengkong Indah. Pengajian tsb di isi oleh Al Ustadz Lukman Rifai’i. Dan pada kesempatan malam itu surah yang di
baca adalah surah Al – Baqarah : 102 ( tentang tuduhan orang yahudi terhadap
Nabi Sulaiman As sebagai Ahli Sihir).
“ Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh
syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa
Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak
mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir).
Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua
orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak
mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan:
"Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu
kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan
sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat
dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka
mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi
manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang
menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di
akhirat,
dan amat jahatlah perbuatan
mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.
Hmmm.... ayat nya cukup panjang ya’ sebelum kita
berbicara lebih jauh tentang ayat ini, yuk sama2 kita lihat Asbabul nuzul (sebab turunnya
ayat) ini :
Dalam suatu
riwayat dikemukakan bahwa kaum Yahudi berkata: "Lihatlah Muhammad yang mencampur-baurkan antara haq dengan
bathil, yaitu menerangkan Sulaiman (Nabi) digolongkan pada kelompok
nabi-nabi, padahal ia seorang ahli sihir yang mengendarai angin." Maka
Allah menurunkan ayat tersebut di atas (QS.Al-Baqarah : 102) yang menegaskan bahwa kaum Yahudi lebih mempercayai syaitan
daripada iman kepada Allah SWT.
(Diriwayatkan
oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Syahr bin Hausyab.)
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa kaum Yahudi bertanya kepada Nabi SAW
beberapa kali tentang beberapa hal dalam Taurat. Semua pertanyaan mengenai
isi Taurat, dijawab oleh Allah dengan menurunkan ayat. Ketika itu mereka
menganggap bahwa ayat tersebut dirasakan sebagai bantahan terhadap mereka.
Mereka berkata dengan sesamanya:
"Orang ini lebih mengetahui daripada kita tentang apa yang diturunkan
kepada kita." Di antara masalah yang ditanyakan kepada Nabi SAW
ialah tentang sihir. Dan mereka berbantah-bantahanlah dengan Rasulullah
tentang hal itu. Maka Allah menurunkan ayat ini (QS.Al-Baqarah : 102) berkenaan dengan peristiwa tersebut.
(Diriwayatkan
oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Abil-'Aliah.)
dan sekarang kita lihat tafsirnya :
|
(Dan mereka mengikuti) diathafkan
pada 'nabadza' (apa yang dibaca)
dulu (oleh setan-setan pada) masa (kerajaan Sulaiman) berupa buku-buku
sihir yang mereka pendam di bawah singgasananya ketika kerajaannya runtuh.
Atau mungkin juga setan-setan itu mencari dengar lalu mencampurkan ke
buku-buku itu kebohongan-kebohongan dan memberikannya kepada tukang-tukang
tenung yang membukukannya sehingga tersebar berita bahwa jin mengajarkan
hal-hal gaib. Sulaiman pun mengumpulkan buku-buku itu lalu menguburkannya.
Tatkala ia mangkat, setan-setan pun menunjukkannya kepada manusia dan ketika
mereka bongkar ternyata di dalamnya ada ilmu sihir. Kata mereka,
"Kerajaan kamu berdirinya adalah dengan ini!" Lalu mereka pelajari
ilmu sihir itu dan mereka tolak buku-buku nabi-nabi mereka. Ketika
orang-orang Yahudi mengatakan, "Lihat itu Muhammad, disebutkannya
Sulaiman itu seorang nabi, padahal ia tidak lebih dari seorang tukang
sihir", maka Allah pun berfirman untuk membuktikan kebenaran Sulaiman
dan menyangkal orang-orang Yahudi itu, (padahal
Sulaiman tidaklah kafir) maksudnya ia tidak melakukan sihir, sebab sihir
adalah perbuatan kafir (hanya) ada yang membaca 'lakinna' dan ada yang
membaca 'lakin' (setan-setanlah yang
kafir. Mereka mengajarkan sihir kepada manusia). Kalimat ini menjadi hal
bagi kata ganti yang terdapat pada 'kafaruu' (dan) mengajarkan pula kepada mereka (apa yang diturunkan kepada dua malaikat) artinya ilmu sihir yang
diilhamkan kepada mereka. Ada pula yang membaca 'al-malikain' dengan lam
berbaris bawah sehingga berarti dua orang raja, yaitu yang berada (di Babillonia) suatu negeri di tanah
subur Irak. (Harut dan Marut) merupakan 'badal' atau nama dan
kata ganti dari kedua malaikat itu, atau athaf bayan, artinya hubungan yang
memberi penjelasan. Menurut Ibnu Abbas, kedua mereka itu adalah tukang sihir
yang mengajarkan ilmu sihir dan ada pula yang mengatakan bahwa mereka adalah
dua orang malaikat yang sengaja diturunkan Allah untuk menyebarkannya sebagai
ujian dari Allah terhadap umat manusia. (Sedangkan
keduanya tidaklah mengajarkan kepada) 'min' merupakan tambahan (seorang pun sebelum mengatakan) atau
menyampaikan nasihat lebih dahulu ("Sesungguhnya
kami ini hanya cobaan) ujian dari Allah terhadap manusia dengan
mengajarkannya, siapa yang mempelajarinya, ia jatuh kafir dan siapa yang
meninggalkannya ia mukmin, (sebab itu
janganlah kamu kafir!") Jika ia masih mendesak untuk mempelajarinya
barulah mereka mengajarkannya. (Maka
mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dapat menceraikan antara
seorang laki-laki dengan istrinya) misalnya dengan membangkitkan marah
dan kebencian satu pihak terhadap lainnya. (Dan tidaklah mereka) yakni ahli-ahli sihir itu (dapat memberi mudarat dengannya)
maksudnya dengan ilmu sihir itu (dari)
'min' di sini hanya sebagai tambahan (kepada
seorang pun kecuali dengan izin Allah) atau kehendak-Nya (Dan mereka pelajari apa yang memberi
mudarat kepada mereka), yakni di akhirat (dan yang tidak memberi manfaat) yakni sihir. (Dan sesungguhnya) 'lam' menunjukkan
sumpah (mereka sebenarnya tahu)
yakni orang-orang Yahudi itu sebenarnya yakin (bahwa barang siapa) 'lam' merupakan lam ibtida yang
menghubungkan dengan kalimat sebelumnya, sedangkan 'man' isim maushul (yang menukarnya) atau menggantinya (sihir) dengan Kitabullah, (tiadalah baginya bagian di akhirat)
atau keberuntungan dalam surga, (dan
amat buruklah sesuatu) maksudnya perbuatan mereka (menjual) menukarkan (diri
mereka dengannya) yakni menjual kebahagiaannya di akhirat dengan
mempelajari sihir karena telah pasti akan menjerumuskan mereka ke dalam neraka,
(seandainya mereka menyadarinya)
jika mereka benar-benar tahu atau menyadari hakikat siksaan yang akan mereka
jalani di akhirat kelak, niscaya mereka tidak mau mempelajarinya.
Hikmah yang dapat di ambil :
- Penegasan
dari Allah swt, bahwa Nabi Sulaiman As bukanlah seorang ahli sihir
seperti yang dikatakan oleh kaum Yahudi.
- Sebagian
ulama berbeda pendapat tentang siapa sebenarnya Harut + Marut pada ayat
tsb. menurut Ibnu Abbas, Harut + Marut
adalah tukang sihir yang mengajarkan ilmu sihir. Sedangkan menurut ulama
yang lain, Harut + Marut adalah dua orang malaikat yang sengaja di utus
oleh Allah turun ke bumi untuk menguji manusia. Karna sebelum
mengajarkan ilmu sihir kedua malaikat itu mengatakan: “ Sesungguhnya
kami ini hanyalah cobaan,maka janganlah kamu kafir”(lihat tafsir ayat di
atas). *pilihan ada di kita sob mau ikut siapa :-D*
- Islam
mengakui adanya fenomena ilmu sihir, namun kita tidak boleh meyakini
bahwa orang yang terkena sihir adalah murni dari kejahatan si dukun atau
tukang sihir. (lihat ayat di atas) segala sesuatu jika Allah tidak
menghendaki pasti tidak akan terjadi, sebaliknya jika Allah sudah
menghendaki pasti akan terjadi. soo, jangan takut sama dukun atau ahli
sihir, takutlah hanya kepada Allah.
- Mempelajari
ilmu sihir adalah Haram hukumnya dan pelakunya kafir; disamping
mengandung suatu ancaman berat bagi orang yang berpaling dari Kitabullah
dan mengamalkan amalan yang tidak bersumber darinya.
Dan berikut ini ada beberapa tips (yang merupakan sunnah Rasulullah) untuk
menangkal ilmu sihir :
- Membaca
ayat Kursi (QS.Al-Baqarah : 255) dipagi hari ba’da sholat subuh dan Pada
saat masuk malam (Maghrib).
- Sebelum
tidur membaca ayat kursi, surat Al-Ikhlas,surat Al-Falaq, dan surat An-Nas.
Setelah membaca, tiup kan ke telapak tangan lalu usapkan ke wajah,
tangan dan anggota badan yang lainnya. (HR Bukhari Muslim)
- Memakan
tujuh butir kurma ‘ajwah setiap pagi hari. Berdasarkan sabda Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam :
مَنْ تَصَبَّحَ كُلَّ يَوْمٍ سَبْعَ تَمَرَاتٍ عَجْوَةً لَمْ يَضُرَّهُ فِي ذَلِكَ الْيَوْمِ سُمٌّ وَلَا سِحْرٌ
"Barangsiapa yang makan tujuh butir kurma
‘ajwah pada setiap pagi, maka racun dan sihir tidak akan mampu
membahayakannya pada hari itu".
- Mengkonsumsi
Habbatus sauda’ setiap hari.
Imam
Bukhari meriwayatkan dari Aisyah r.a, bahwa ia pernah mendengar Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
“Dalam Habbatussauda’
terkandung kesembuhan untuk segala penyakit, kecuali as-sam.’ Aku bertanya,
‘Apa as-sam itu?’ Beliau menjawab,’Kematian’”.
|
semoga sharing tentang
ayat di atas bisa bermanfaat untuk kita
semua, dan semoga Allah selalu menjaga kita dari kejahatan ilmu sihir, baik
yang tampak maupun tidak. Aamiin Allhumma aamiin J
*** hanya untuk mengingatkan diri yang masih dan terus
berada dalam proses pembelajaran.
Referensi
:
-
Al-Qur’anul karim
-
Tafsir Jalalain versi E-Book
-
Tausiyah Al Ustadz Lukman Rifa’i
-
Browsing di mbah Google :-D
NB :
Bagi yang berminat untuk
mengikuti pengajian tafsir Qur’an kitab jalalain, ini jadwalnya sob :
-
Setiap hari
senin ba’da Ashar di Masjid Raya, Batam centre
-
Setiap hari
sabtu pagi (jam 9) di Masjid Baitus
syakur, Jodoh
-
Setiap selasa
malam rabu (ba’da maghrib) di Masjid Darul Ikhwan, Bengkong Indah.
Note : Jadwal di atas hanya untuk daerah Batam saja J
Wasallam ^_^